"Ada Yg Mau Membayar Keperawananku?" Tulisan kontroversial itu ku tulis di semua akun jejaring sosial yg aku miliki di internet.
Dengan cepatnya ratusan lelaki mengirimkan permintaan pertemanan di facebook. Tanpa ragu aku pun menerima semua pria itu menjadi temanku.
Beberapa diantara mereka langsung memberikan tawaran harga. Followers akun twitterku pun melesat naik.
Sebagaian besar diantara mereka adalah pria. Ada yang sudah menikah, ada pula yang masih lajang.
Aku tidak peduli, yang aku inginkan hanyalah menjual keperawananku dengan harga yang sangat tinggi.
“5 juta !” tulis seorang pria di dinding facebooku.
“Lebih tinggi lagi !” Balasku.
“Baiklah,, 6 juta,” balas si pria itu.
Aku lagi-lagi hanya menjawab “ Lebih tinggi lagi!”
Beberapa teman wanita di jejaring sosial media mulai mengecam sikapku. Ada beberapa yang meremoveku dari daftar pertemanannya. Ada juga y menyumpahiku sebagai wanita yg tak bermoral.
Aku tidak peduli, aku hanya ingin mendapatkan uang sebanyak banyaknya.
“Saya akan membeli keperawananmu dengan harga 10 juta!” Tiba-tiba salah seorang followers mengirim kata-kata itu di twitterku.
Sepuluh juta????? Hatiku bergidik.
Tak pernah terbayangkan sebelumnya uang sebesar itu akan jadi miliku.
“Lebih tinggi lagi!” Klik.! Balasku.
Menjelang tengah malam, kumatikan ponselku dan segera tidur. Penawaran tertinggi hari ini sepuluh juta.
*****
Keesokan harinya aku bangun pagi-pagi benar. Kubuka kembali semua akun jejaring sosial. Hari ini aku harus mendapatkan uang sebanyak-banyaknya.
Dan seketika mataku terbelalak ketika ada penawaran 15 juta di facebook.
Pengirimnya adalah seorang pengusaha muda di jakarta. Dibawah penawarannya, sang pengusaha itu bertanya.
“Bagaimana saya bisa tahu bahwa anda masih perawan?”
“Bukankah itu sangatlah mudah? Semua pria dewasa bisa membedakan mana wanita perawan, dan mana yang bukan. Kalau tidak terbukti saya perawan, Anda tidak usah bayar.”
Hingga kini penawaran terbesar adalah lima belas juta.
Aku masih menginginkan harga yang lebih tinggi lagi.
“APA ADA YANG BERMINAT UNTUK MEMBELI KEPERAWANANKU!”
Tulis ku lagi di status seluruh akun jejaring sosial. Aku berharap mendapatkan penawaran tertinggi hari ini.
“Bagaimana dengan 16 juta?” tanya seorang pria setengah baya di twitter.
Lagi-lagi aku hanya membalas “Lebih tinggi!”.
Hari semakin siang dan tidak ada lagi penawaran di atas 16 juta. Kuputar otak untuk mendongkrak harga keperawanan yang akan aku jual.
“Apa harus kusertakan fotoku mengenakan pakaian mini agar harganya bisa tinggi?” Tanyaku dalam hati.
Belum sempat aku melakukannya, tiba-tiba facebookku menerima sebuah pesan baru dari seorang laki-laki muda dan tampan yang berusia sekitar 23 tahun.
“Saya akan membayarmu dengan harga yang sangat tinggi. Beri tahu berapa harga yang kamu minta?”
Aku tersenyum, dan langsung membalas,
“sangat tinggi. Seharga dengan kesembuhan ayah saya dari sebuah penyakit yang menggerogoti tubuhnya.”
“Hubungi saya di nomor berikut.” Pria itu kemudian mengetik nomor ponselnya.
Aku segera menghubunginya. Ku tunggu sang pria menjawab panggilanku dengan perasaan cemas.
“Beritahu berapa harga yang kamu minta?” Tanya suara pria diseberang sana.
“Seharga dengan kesembuhan ayahku dari sebuah penyakit.”
“Maksud kamu,??”
“Aku menjual satu-satunya harta yang kumiliki untuk kesembuhan ayahku.”
Pria itu terdiam sejenak. “Baiklah, aku akan membayarmu dengan harga yang sangat tinggi. Hari ini, temuilah aku di (....) ia lalu menyebutkan sebuah tempat.
Menjelang sore, Aku bergegas pergi ke tempat yang telah ku sepakati dengan sang pria kaya raya itu.
Tidak sulit menemui sang pria karena pakaian yang dikenakan olehnya cukup mencolok, sebuah kemeja merah dan celana hitam mengkilat.
“Ayo ikut denganku.” Aba si pria sambil berjalan ke arah mobilnya.
Kami pun langsung masuk ke dalam mobil. Dia kemudian melepaskan kedua kancing kemejanya. Aku pikir, inilah saatnya aku melepaskan keperawananku.
Pria itu kemudian diam sejenak memperhatikan wajahku. Ia merasa bahwa wanita yang ada dihadapannya masih terlalu muda untuk menjual keperawanannya.
“Apa yang akan kau jual padaku?” tanya pria itu kemudian.
“Keperawananku,” jawab ku dengan tegas.
Sang pria mengangguk. Ia memperhatikan ku lagi, kemudian menggeleng.
“Aku tidak mau membayar keperawananmu.!!!”
“Kenapa?? Kau pembohong!! Kau bilang mau membayarku! Aku sudah mengeluarkan banyak uang untuk datang ketempat ini. Kau harus menepati janjimu untuk membayarku!!” Jawabku geram.
“Tenang...aku akan tetap membayarmu, tapi bukan untuk keperawananmu. Keperawananmu bukanlah sesuatu yang pantas untuk dibayar.
Aku akan membayar keberanianmu. Itulah yang dapat ku bayar darimu. Terimalah uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk membawa ayahmu ke Rumah Sakit.
Dan sekarang pulanglah....”
“Aku tidak perlu melakukan apa-apa untukmu??” tanyaku.
“Kau sudah melakukan banyak hal untukku. Keberanianmu membuatku sadar, bahwa keberanian berkorban untuk orang lain adalah harga termahal yang ada di dunia ini.
Aku hampir melupakannya. Dan kaulah yang mengingatkanku.”
“Aku hanya ingin ayahku sembuh. Aku tidak memiliki harta dan cara lain untuk mendapatkan uang. Aku beruntung bertemu pria sepertimu.
Terima kasih kau tidak mengambil hartaku yang paling berharga yg sebenarnya hanya ingin aku persembahkan untuk suamiku kelak.”
“Kau memang gadis yang sangat berani. Bagaimana bisa kau memiliki keberanian seperti ini?”
“Siapa bilang aku berani? Aku takut, bahkan sangat takut. Dijalan tadi aku menangis karena benar-benar takut.
Pada saat melihatmu, aku bahkan makin menjadi sangat takut, takut kau menerkamku seperti harimau.”
“Sekarang pulanglah, bawa ayahmu ke rumah sakit secepatnya,” katanya kemudian sambil tersenyum.
Aku pun segera pergi untuk membawa ayah ke Rumah Sakit.
*****
Beberapa bulan kemudian ayahku pun sembuh dari penyakit. Aku sangat senang kini hidupku dapat kembali berjalan normal. Aku pun memiliki seorang kekasih yang ku kenal melalui akun facebook..
Iyh lelaki itu adalah lelaki yang telah membantuku membayar biaya rumah sakit untuk ayah.
Reza namanya. Kami saling menyayangi dan berhubungan secara serius.
Atas restu ayah.. Kamipun merencanakan menikah 3 bulan kedepan, dan minggu depan kami akan meresmikan hubungan dengan mengadakan acara pertunangan.
Sungguh kebahagiaan yang tak diduga sebelumnya oleh ku. Aku yg dahulu adalah seorang gadis yg hidup penuh kesederhanaan, dan sejak kecil hanya dirawat oleh ayah. Ibuku telah meninggal dunia setelah melahirkanku.
Namun kini hidupku telah berubah semenjak hadirnya Reza. Aku pun telah bekerja sebagai manager di sebuah cabang perusahaan perbankan ternama di Jakarta.
Hingga tiba saatnya hari yang sangat dinanti. Kami pun resmi menjadi sepasang suami-istri.
Tepat di malam pertama pernikahan, aku menyerahkan keperawananku kepada Reza secara gratis, tanpa bayaran, dan tanpa rasa takut.
Kami hidup bahagia sebagai sepasang suami istri yg saling mengasihi, sampai akhirnya Tuhan memanggil Reza terlebih dulu lewat sebuah kecelakaan mobil.
THE END
Hiks... Hiks.... Hiks....
BalasHapus:'(
#terharu