Senin, 20 Oktober 2014

Diary Fly : Aku Sayank Kamu ( Prahara 3 )

Terima kasih kehadiran mu malam ini, Ryy. Aku merindukan mu, dan Aku Mencintaimu, Kekasih. Ku tertidur, aku sangat lelah.

Sakit di fisik terkadang tidak terasa sama sekali bila di selingin dengan sakit hati. Hati ku sakit.

Seminggu sudah aku disini, kau tidak pernah menjenguk ku. Jangan kan menjenguk, untuk Menghubungi dan menanyai kabar padaku pun, kau tidak ada. Kemana kamu?

Ku berbaring di bangsal yang sudah seminggu ini menjadi tempat tidurku, ku mainkan pikiranku untuk memikirkan mu, ku mainkan mataku menatap langit-langit diruangan ku.

Rasanya…….. Aku mulai membenci mu, tapi aku sangat merindukanmu. Tak bisa ku pungkiri. Aku sangat rindu pada sentuhan dan hangat tubuh mu. Aku rindu belaian dan pelukan mu.

Kepala ku pusing bila terus hanya diisi dengan mu, tapi hatiku meminta. Ku pejamkan mataku, kubayangkan wajahmu. Sesaat kemudian, aku sudah mulai sampai pada tidurku.

“Fly…..”

Aku kaget. Kau memegang tanganku, lembut, tanpa harus membuka mata, aku sangat tau bahwa itu kau.

Dari aroma tubuhmu yg sudah ku hapal, dan sentuhanmu. Aku sangat merindukan mu.

Kubuka mataku perlahan, aku melihat wajahmu, senyum mu di bibir itu. Aku merindukan bibir itu. Aku senang kini kau datang menjenguk ku.

Tapi, kenapa baru sekarang? Kau pikir aku ini siapa? Tidak kah aku penting untuk mu? Dasar bodoh!

Aku melihat mu memakai. Celana jean panjang, sepatu, dan sweater tebal yg menutupi tubuhmu. Kau kenapa?

Kupejamkan kembali mataku tanpa kulepaskan sentuhan nya di tanganku, wa masih kzl ma u.

“Fly… Aku Minta maaf… ”

Suaranya sangat pelan, dan parau. Kenapa anak ini?

“Fly, aku minta maaf baru bisa menjengukmu, bukan maksud ku untuk tidak menjagamu dan merawatmu.. Tapi, aku..-“

“Sudahlah, sekarang kamu sudah datang. Kamu mau apa? Pasti kamu butuh sesuatu kan?”

Kubuka mataku perlahan, kulihat wajah nya terkejut mendengar perkataan ku. Sepertinya, aku memang salah menanyakan seperti itu.

Tapi aku hanya ingin memancingkan, untuk menceritakan apa yang membuatnya tidak datang melihat ku, yang katanya aku adalah Kekasihnya.

“Iya, aku kesini karna aku…” Dia terdiam sejenak. Dia menunduk.

“Aku membutuhkan mu Fly, aku merindukan mu..” Jawabnya pelan, aku bisa mendengar nya tentu.

“Jawab pertanyaan ku..” Kulihat dia mulai mengangkat kepalanya dan melihat wajahku yg sudah lebih dulu melihat kepadanya.

“Apa yang kamu lakukan tanpa aku selama seminggu ini?”

Sebenarnya aku sudah tau sejak pertengkaran hebat kami di taman sore itu Utary pulang ke blitar, Justine yg memberi tahuku. Tapi aku pura2 aja deh ga tau. Dia benar2 nekat anaknya.

“Aku tidak berbuat apa2, aku tak mampu berbuat apa2 tanpa kamu, Fly..”

“Lalu, kenapa kamu baru datang sekarang jika kamu tidak mampu berbuat apa2 tanpaku? Hmm?”

Ku berdirikan kepala ku untuk mulai duduk, dan bersender pada bantal yang sudah ku letakan di kepala bangsal.

Saat dia mau membantuku..”Aku bisa sendiri!” Jawabku yang sudah bersender lemah di atas bangsal.

Kulihat raut wajahnya sangat sedih, dia terlihat khawatir terhadapku. Hey, aku juga menghawatirkan mu, tau!

“Jawab pertanyaan ku, Utaryy!”

Sekali lagi kuperingatkan padanya untuk menjawab pertanyaan yang kutanyakan tadi. Ya aku belum mendapat jawaban, ya kutanyakan lagi.

Dia diam sejenak, aku terus melihat pada wajah tunduk nya itu. Ya Tuhan, ingin segera ku memeluknya, aku sangat merindukan nya.

Dia mulai mengangkat wajahnya, namun, dia tidak melihatku, pandangan nya lurus kedepan, ke jendela.

Ah! Lebih indah pemandangan lampu kota itukah daripada aku yang seminggu ini tak kau temui? Dasar bodoh!

“Aku… ” Ku terus menunggu jawaban yang ingin dia ceritakan. Lama sekali.

“Aku tidak mampu berbuat apa2 Fly.. Aku tidak bisa berbuat apa2 tanpa kamu, aku lemah, hati ku lemah, aku.. Saat itu tak mampu untuk berjalan kesini untuk menemui mu. Tubuhku sakit, aku….”

Hey, dia ini ingin meceritakan apa sih? Kenapa begini alurnya? Sudahlah, aku tak mampu lagi melihat wajahnya yang pucat, tubuhnya yang lemah, dan aku rasa……. Suhu tubuhnya sangat panas. Ku genggam tangan nya. Dan dia melihat kearahku, dan berhenti berbicara.

Ku geser tubuhku, Ku tarik tangan nya agar tubuhnya dapat berbaring di bangsalku.

Ya tuhan, Tubuhnya sangat panas saat bisa kurasakan tubuhnya jatuh dalam pelukan ku, ku lingkarkan tangan ku di bawah lehernya, ku tarik pelanyanya untuk bersender di dadaku.

“Aku minta maaf…” Ucapnya saat saat dia sudah ada dipelukan ku.

“Tidurlah sayang, kau tidak salah, aku yang minta maaf. Maaf membuatmu memaksa kesini disaat tubuhmu yang lemah seperti ini..”

Dilingkarkan tangan nya pada pinggangku, sangat erat. Seakan dia tidak ingin melepaskan aku. Aku juga merindukan mu.

Beberapa menit kami bersatu dalam pelukan, melepas rindu yang sudah lama menggunung *tsah kulepaskan pelukan ku, kulihat wajahnya, mata kamu terpaku, matanya sayu, dia terlihat lebih lemah dari pada aku.

Maafkan aku, Ryy.

“Maaf, aku membuat mu susah. ” Ucapku pelan yang kini tanganku menyentuh pipi nya.

Dia hanya tersenyum, dia memegang tangan ku yg tadi masih menyentuh pipinya, sesaat kemudian dia mencium tangan ku.

“Berikan aku energi Fly, kau mampu membuatku sembuh malam ini juga..”

“Apa yang harus aku lakukan?”

Tanpa banyak basa basi lagi, dia menari leherku untuk bisa mendekatkan wajahku, pada wajahnya.

Dia Menyatukan bibirnya juga dengan bibirku. Aku merindukan ini, aku sangat menikmatinya.

Dia terus bermain dengan bibirku, menekan kepalaku agar dapat menyentuh seluruh rongga mulut ku sepenuhnya lebih dalam lagi. Ah anak ini! Lagi sakit mampu berbuat seperti ini-_-

Dia melepaskan ciuman nya.

“Kamu ini…. Masih saja seperti dulu. Kamu lagi sakit kenapa sangat bernafsu sekali?” Tanyaku.

Dia Tersenyum. Dan hanya menjawab..

“Kamu adalah obatku. Aku bisa sembuh hanya dengan kamu. Berikan aku obat, Fly ”

Utary, dia ini gombal atau gimana? Obat nya adalah aku? Ya sudahlah, aku tidak mengerti jalan pikiran anak dua puluh lima tahun ini.

Kunikmati saja. Toh, aku juga merindukan ini :’)

“I’m yours” jawabku.

Dia mulai mencium ku lagi. Kini dia berada diatasku, dia menghisap bibir ku, sangat lembut, perlahan dia mulai berusaha membuka bibirku dengan lidah nya.

Karna aku peka, ya udah.. Ku buka mulutku untuk memberi ruang untuk lidah nya. Uh! Nikmat.

Tangan nya mulai bekerja untuk menjelajahi tubuhku, dia mulai membuka satu persatu kancing baju khusus pasien yang ku gunakan ini.

Ntahlah, aku tidak sadar. Tiba2 saja bajuku sudah terbuka. Ku mainkan jari ku di rambut nya.

Cepat sekali anak ini kerjanya. *Yah dia memang paling lihai dalam urusan membuka semua bajuku.

Dia Mulai menuruni mulutnya untuk menjelajahi, leher jenjangku, aku yang sudah bernafsu dari tadi, tanpa sadar mendongakan leher untuk nya agar dapat menikmati leherku.

“Aww.. Hsssss…” Rintihku saat dia mulai menghisap dan menyedot leherku, dan memberikan bekas merah disana.

Tidak satu, namun lebih dari satu. Astaga, apa yang akan ku jawab jika orang bertanya tentang ini?

“Pelan-pelan…. Aww.. Aah.. Kamu.. Mem- buat..ku.. Mab..buuk..” Rintihku saat dia masih bermain dileher dan sedikit turun sehingga dapat menyentuk sedikit bagian buah dadaku.

Tiba-tiba dia menghentikan aktivitas dan kesenangan nya itu. Dia menatap wajahku, mataku terpejam, nafasku tak beraturan. Perlahan ku buka mataku dan aku dapat melihat wajahnya sangat dekat dengan wajahku.

“Kamu, merindukan ini juga ya?” Tanya nya jahil.

Ah, bocah ini menyebalkan. Apa-apaan dia? Sudah menikmati tubuhku, malah bertanya seperti itu? Bahkan aku belum menyentuh tubuhnya. Hih, dasar!

Aku tak menjawab. Mungkin dia mengerti mengapa aku tak menjawab. Dia membuatku lelah dan seperti ini. Dia tersenyum melihatku. Astaga, aku rindu senyum kamu.

Ku tarik wajahnya untuk kembali menyatukan bibir ku dengan bibirnya. Ku kulum, dengan lembut tentunya. Mungkin ini sedikit pembalasan atas perlakuan nya.

Sudah selesai dengan sedikit ‘permainan’ kami. Dia turun dari bangsalku tanpa merapikan kembali pakaian ku.

Dia duduk dikursi yang berada tepat di samping bangsalku. Dan menatapku.

“Terimakasih sayank, Aku sekarang sudah sembuh. Kamu memang obatku. Sekarang kamu istirahatlah. Oh ya, jangan lupa rapikan pakaian mu itu. Nanti kalau ada dokter atau suster yang melihatmu seperti itu, tidak akan ada lagi yg memeriksa mu. Karna hanya aku yang boleh melihatmu tanpa pakaian”

Aku tersipu malu. Dia ini, menyebalkan, tapi aku sangat mencintai nya.

“Dasar bodoh! Kamu tak mau bertanggung jawab? Hah? Kamu yang membuat ini berantakan..” Jawabku sambil menutup kancing bajuku.

“Jika aku yang melakukan nya, aku tidak akan mangancingkan nya, aku akan berbuat jauh lebih dalam dari yang tadi, tubuh mu membuatku terpesona..” Jawabnya.

“Dasar, mesum!” Kini semua yang ada pada tubuhku sudah rapi.

Dia terus menatapku, dan melihat ku dengan tatapan… Apa itu? Terkejutkah?

“Kenapa kamu melihatku seperti itu? Kamu belum puas?” Tanyaku

“Leher kamu… ” Katanya sambil menunjuk pada leherku yang sudah merah di sana sini karna ulahnya.

Dia ini memang bodoh atau terlalu bernafsu sehingga tak menyadari perbuatan nya itu? Ah!

“Kamu pikir ini kenapa? Digigit nyamuk?” Tanyaku padanya yang memasang pandangan bloon nya itu, hahahaha dia terlihat lucu seperti itu. Emesh!

“Ini kamu yang melakukan nya… Lihat! Leher ku merah dimana-mana” lanjutku sambil menunjukan leherku yang merah bekas hisapan dari bibirnya.

Dia malah tersenyum. Aku tidak mengerti dengan dia-_- ngapain dia senyum gitu? Hvft. Pusing pala aing.

“Maaf ya sayang, aku terlalu merindukan mu. Aku tidak sadar. Besok juga udah hilang ko, mudah2an.” Ucapnya yang di barengin senyum.

Ku terus melihat wajah nya dengan wajah cemberut dan pipi menggembungku. Harusnya dia gemes, harusnya!

“Udah jangan gitu mukanya… Kamu jelek. Aku pulang dulu, terimakasih untuk malam ini. Kamu hebat. Cepat sembuh untuk kamu, Fly. Aku akan menunggu mu, aku akan mengajak ketempat yang kemarin aku ajak. Lekaslah sembuh.” Ucapnya sambil berdiri dan memeluk ku.

Lalu mencium dahi ku dan melangkah ke arah pintu.

Saat dia mulai membuka pintu..

“Ryy..” Dia menoleh.

“Besok kamu akan datang lagi kan menjengukku?” Dia tersenyum.

“Pasti! Selamat istirahat, Tuan putriku” jawabnya sambil melangkah dan menutup pintu kamarku.

Seminggu ku menunggu kehadiranmu, kini kau datang. Kau memberi energi mu untukku. Tak hanya aku yang menjadi obat untuk mu, tapi kamu juga menjadi obat untuk ku.

Kamu cuma buat aku Ryy, dan semua yg ada di diriku cuma buat kamu. Yah cuma kamu, dan hanya kamu.

Terimakasih kehadiran mu malam ini, Ryy. Aku merindukan mu, dan Aku Mencintaimu, Kekasih. Ku tertidur, aku sangat lelah.

Tamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan bawa2 link yg berbahaya, serem tau!!