" Kamu sudah membayar paling mahal untuk tubuhku. Jadi cepat kemari agar aku bisa menyelesaikan tugasku untuk melayanimu" kata reni lagi.
Reni berjalan keluar kamar mandi tanpa sehelai benangpun, kecuali selembar handuk yg melilit tubuhnya. Di lepaskan nya handuk lalu ia naik dan merebahkan badan nya di atas ranjang.
Malam ini dia harus melayani seorang tentara berpangkat bintara yg sudah mengajukan penawaran tertinggi atas tubuhnya.
Reni semakin gelisah karna sang tentara tak juga beranjak dari sofa untuk menyentuh nya, sang tentara justru malah lebih memilih untuk asik menonton tv daripada menjamah tubuh nya.
" Cepat kemari agar aku bisa menyelesaikan tugasku." Kata reni.
Sang tentara hanya diam membisu sambil melihat berita televisi malam.
" Kamu sudah membayar paling mahal untuk tubuhku. Jadi cepat kemari agar aku bisa menyelesaikan tugasku untuk melayanimu" kata reni lagi.
Sang tentara menghela nafas,
" Sudah pakai kembali bajumu lalu kamu tidur saja" kata sang tentara.
" Maksudmu?" Tanya reni heran.
" Iyh, kamu pakai kembali bajumu lalu tidur. Ini sudah malam." Jawab sang tentara.
Reni heran, baru kali ini dia bertemu lelaki model begini. Biasanya ia selalu bertemu lelaki yg hanya menginginkan tubuhnya, untuk kepuasan mereka sendiri.
" Apa kamu jijik sama aku, sampai kamu ngga mau menyentuhku?" Tanya reni heran.
" Ngga, aku ngga jijik sama kamu." Jawab sang tentara.
" Lalu kenapa kamu menawar paling tinggi tadi klw ngga mau menjamah ku?" Tanya reni lagi, ia benar2 heran dengan kelakuan lelaki yg kini bersama nya.
" Bukan urusanmu! Sebaiknya cepat kamu pakai kembali bajumu lalu tidur. Ini sudah dini hari" jawab sang tentara.
" Maaf aku mungkin pelacur tapi aku bukan pengemis yg menerima pemberian orang gitu aja! Kasih aku satu alasan kenapa kamu ngga mau menjamahku." Kata reni, ia benar2 geram.
Reni hampir menangis. Baru kali ini ia merasa di rendahkan, ia merasa sang tentara jijik padanya. Hingga tidak mau menjamah tubuhnya, lalu buat apa ia membayar paling tinggi?
Sang tentara menghela nafas berat. Di keluarkan dompet dari kantong belakang celananya.
" Wajahmu mirip sekali dengan fotho yg ada di dompetku ini. Makanya aku merelakan gajiku 1 bulan beserta tunjangan nya agar bisa semalam bersamamu. Hanya bersama, bukan untuk menyentuhmu." Jawab sang tentara.
Reni beranjak dari ranjang lalu memakai kembali handuknya, kemudian ia berjalan ke arah sang tentara. Di raihnya dompet sang tentara. Ya Tuhan, wajah wanita itu memang mirip sekali dengan wajah nya.
Reni terdiam, menghela nafas berat lalu bertanya.
" Syapa wanita di fotho ini?" Tanyanya.
" Dia istriku." Jawab sang tentara.
" Lalu kenapa kamu ngga menemani istrimu tapi malah memilih untuk pergi ketempat pelacuran seperti ini?" Tanya reni penasaran.
Sang tentara memalingkan pandangan nya lalu menatap reni lekat, Reni pun jadi salah tingkah di buatnya.
" Istriku sudah tenang di surga, Tuhan lebih dulu memanggilnya pulang lewat penyakit leukimia yg tlah lama di deritanya. Istriku meninggal di pangkuanku, tepat setelah aku membacakan ijab kobul di depan penghulu." Jawab sang tentara, lalu tertunduk lesu.
" Maaf klw aku sudah mengungkit masa lalumu." Kata reni.
" Ngga papa," Jawab sang tentara.
" Hari ini hari pertamaku tugas di daerah ini lagi, setelah sebelum nya aku meminta di mutasi ke perbatasan. Seorang teman lama mengajaku untuk menemaninya ketempat ini. Awalnya aku menolak tapi ia memaksa, akhirnya akupun mengalah.
Aku sempat terkejut ketika pertama kali melihatmu, wajah kamu mirip sekali dengan almarhum istriku. Makanya aku merelakan semua uang gajiku 1 bulan, hanya untuk bisa melihatmu 1 malam. Bukan untuk menjamahmu." kata sang tentara memulai ceritanya.
" Aku memang pelacur, tapi aku bukan pengemis yg begitu saja menerima uang mu tanpa melakukan apapun. Kasih aku sebuah pekerjaan, agar aku tak merasa seperti mengemis padamu!" Kata reni ketus.
Sang tentara diam, ia nampak berfikir lalu tersenyum, ia melepaskan kaos loreng yg di pakainya. Lalu di serahkan kepada reni.
" Aku ingin melihat kamu mencuci bajuku ini, apa kamu mau?" Tanya sang tentara.
Reni heran dan kaget, baru kali ini ia bertemu laki2 yg membayarnya 2 juta semalam hanya untuk mencuci sepotong baju.
" Kamu serius?" Tanya Reni setengah tak percaya.
" Iyah aku serius, tolong yh! Aku ingin melihat kamu mencuci bajuku ini. Tapi sebelum itu kamu pakai dulu bajumu." jawab sang tentara.
" Baik lh" kata reni sambil tersenyum.
Akhirnya Reni memakai kembali bajunya, setelah itu ia mencuci baju sang tentara. Ia nampak gugup karna sang tentara terus saja memandanginya ketika ia sedang mencuci.
" Kenapa kamu memandangku seperti itu?" Tanya reni sambil menyikat baju sang tentara.
" Aku teringat almarhum istriku, ketika kami masih pacaran dulu ia sering datang ke asrama. Untuk sekedar mengecek keadaan ku atw mencuci bajuku sambil mengomel, karna aku paling malas dalam hal mencuci baju." Kata sang tentara sambil tersenyum.
" Dia sudah sakit sejak kami masih berpacaran, dokter memfonis bahwa usianya tidak akan lama lagi, tapi aku tetap bersikukuh untuk menikahi nya. Dan Tuhan memanggilnya tepat setelah ku ucapkan janji setiaku." Imbuh sang tentara lagi.
..........
Hari telah menjelang siang, ketika Reni terjaga dari tidurnya. Di dapatinya setumpuk uang dan secarik kertas di samping ranjangnya.
Pagi Ren.
Sebelum nya aku minta maaf karna pergi tanpa membangunkan mu terlebih dulu. Aku ga tega melihatmu tertidur begitu pulas.
Hari ini aku ada apel pagi, makanya aku buru buru pergi. Itu uang yg aku janjikan padamu semalam. Terima kasih untuk semuanya. Aku senang bisa bertemu denganmu.
Pramodya.
Reni terdiam, mungkin ia sudah terlalu jahat dengan mengambil semua uang seorang tentara yg ngga seberapa.
Tapi ketika ia teringat akan ibunya yg sedang terbaring sakit dan butuh banyak biaya untuk berobat, serta adik adiknya yg harus tetap makan dan bersekolah ia hanya bisa bergumam,
" Maafin aku Pram."
********
Hari pun berjalan seperti biasanya, reni tetap menjalankan pekerjaan nya. Sebagai seorang pelacur primadona di sebuah wisma pelacuran yg cukup ternama.
Hampir setiap malam ia duduk di teras wisma dengan gelisah, ia seperti menunggu seseorang yg tak pernah mungkin akan datang.
Airmatanya selalu berlinang ketika ia selesai melayani lelaki yg memakai jasanya atw ketika ia tengah sendiri di kamar nya.
" Beruntung sekali wanita yg ada di fotho itu, karna ia bisa memiliki seorang malaikat yg begitu menyayanginya." Bathin nya dalam isak.
Pikiran nya jauh menerawang ke masa lalu, masa dimana ia masih kecil dan polos. Dimana ketika itu Ibunya selalu mengingatkan nya untuk rajin mengaji dan beribadah.
Semua itu sirna, ketika ayahnya tiba tiba saja meninggal dalam sebuah kecelakaan. Mau ngga mau ibunya lh yg harus bekerja sebagai tulang punggung keluarga untuk menghidupi ia dan kedua adik nya.
Hingga suatu ketika dokter memfonis ibunya menderita kanker paru paru, karna sering nya menghirup asap solder dari pabrik elektronik tempat ibunya bekerja.
Dan perusahaan pun memPHK ibunya, karna di anggap sudah tidak produktif lagi.
Sejak itu ibunya hanya bisa terbaring lemah di ranjang. Reni pun memutuskan untuk berhenti sekolah dan menggantikan posisi ibunya sebagai tulang punggung keluarganya.
Entah setan mana yg menggiring nya hingga masuk ke tempat ini.
Di helanya nafas berat, lalu di pandanginya kitab suci alqur'an yg dulu sering ia baca ketika masih kecil. Yg kini hanya tergeletak di atas lemari penuh debu, karna sudah lama tak di sentuh.
Tuhan mungkin sudah marah atw sudah lupa pernah menciptakan mahluk sehina dirinya, begitu pikirnya.
Hati nya kembali tertuju pada seseorang yg kini selalu ada dalam pikiran nya, ini sudah dua bulan berlalu.
Kenapa Dia tidak juga datang lagi kemari? Padahal reni ingin sekali menghabiskan malam bersama pria itu.
" Mungkin dia jijik sama aku, hingga tidak mau lagi datang kemari. Tuhan, aku mungkin memang wanita hina yg ngga pantas untuk di cintai pria sebaik dia." Bathin reni.
Ini sudah 3 bulan berlalu, dan selama itu juga Reni tetap menunggu tapi yg di tunggu ngga pernah muncul.
Ia selalu bergegas berlari ke depan ketika mendengar ada tentara yg datang ke wisma nya, dan lagi lagi dia harus tertunduk lesu ketika tau orang itu bukan lh orang yg ia tunggu selama ini.
" Aku sudah ngga tahan lagi terus menerus berharap seperti ini, besok aku harus mencar dia. Terserah dia mau berfikiran apa tentang aku, tapi yg jelas aku harus bisa ketemu dia!" Tekad reni dalam hati.
************
Mentari mulai lengser ke arah barat dari puncak tahta nya ketika Reni nampak berdiri mematung ragu di depan sebuah gerbang perumahan. Antara masuk atw kembali pulang ke wisma nya.
Hatinya seolah bergejolak dan berontak. Pokok nya hari ini ia harus bisa menemui orang yg selama ini di nantinya. Diapun melangkah menghampiri pos penjagaan.
" Gea?" Sontak seorang penjaga kaget ketika melihat nya berdiri di depan pintu pos.
Reni bingung setengah mati. " Gea siapa?" Tanya nya dalam hati.
" Maaf pak Selamat sore, saya ingin bertanya." Kata reni.
Penjaga itupun tersadar dari keheranan nya, dan buru buru menjawab pertanyaan reni
" iyh, ada yg bisa saya bantu mba?" Jawab sang penjaga.
" Maaf pak, saya ingin bertemu pak Pramodya, apa bapak bisa membantu saya?" Kata Reni.
Penjaga itu memperhatikan Reni dari atas sampai bawah, tatapan matanya menyiratkan seolah olah baru saja melihat orang mati bangun dari kuburnya. 100% masih tidak percaya.
" Apa bapak bisa membantu saya?" Ulang Reni yg sukses membuyarkan lamunan sang Penjaga.
" I-Iyah, apa yg bisa saya bantu?" Tanya sang penjaga tergagap.
" Saya ingin bertemu Pak Pramudya, apa bapak bisa mengantar saya?" Tanya Reni.
" Bisa, mari saya antar." Jawab Sang Penjaga.
Reni akhirnya berjalan menuju rumah orang yg di tunggunya selama ini dengan di antar sang penjaga.
Ia banyak mendengar cerita tentang pram dari sang penjaga yg ternyata teman pram dari semasa mereka masih menimba ilmu di akmil. Penjaga itu bernama sony.
Ia juga akhirnya tau kenapa Sony begitu terkejut ketika pertama kali melihat Reni. Ternyata benar, Reni memang mirip sekali dengan Gea, istri Pram yg telah meninggal dua tahun lalu.
" Jo! Loe liat Pram ngga?" Tegur sony kepada seseorang yg kala itu sedang asik mencuci motornya di depan halaman sebuah rumah.
" Owh elu son, tadi sich Pram bilang nya mau maen Volly sama kapten kita. Tungguin aja bentar lagi juga balik dia?" Jawab orang itu sambil menoleh sebentar ke arah Reni dan Sony, lalu kembali melanjutkan kegiatan nya.
Reni tampak berdiri terpaku di depan halaman sebuah rumah kecil type 41, iyh itu rumah dinas Pram.
" Maaf mba, Saya sepertinya ngga bisa menemani. Saya harus kembali ke pos jaga, silahkan mba tunggu saja di sini. Sebentar lagi Pram juga pulang." Kata sony sukses membuyarkan semua lamunan Reni.
" Owh iyh, ngga papa mas. Sekali lagi terima kasih yh, maaf sudah merepotkan" kata Reni.
" Ngga papa mba." Sahut Sony sambil berlalu meninggalkan Reni untuk kembali ke Pos jaga.
Lama Reni menunggu di depan rumah Pram, sesekali matanya mengarah pada jalan komplek depan rumah yg nampak lengang. Hingga akhirnya tangan Reni meraih handle pintu dan Terkejut.
" Ko ngga di kunci? Dasar ceroboh! Klw ada maling masuk gimana?" Bathin reni.
Bathin nya ragu, tapi rasa ingin tau nya mendorong nya untuk masuk dan melihat lihat rumah dinas Pram.
" Berantakan banget rumahnya, pantas saja dulu almarhum Istrinya selalu mengomel. Rumah udh kaya kapal pecah gini." Gumam Reni.
Dia benar benar heran, tentara itu kan harus nya disiplin dan rajin. Tapi kenapa rumah Pram kaya kapal pecah? Seperti bunker habis kena roket.
Reni pun akhirnya membereskan rumah pram, ia ingin berbuat sesuatu untuk pram yg sudah begitu baik padanya.
Selang beberapa lama kemudian, reni mendengar suara motor berhenti di depan rumah.
" Itu pasti Pram. Aku harus sembunyi, aku ingin memberi kejutan padanya." Bathin reni.
Benar saja, itu Pram dan dia nampak terkejut setengah mati ketika membuka pintu. Rumah nya jadi bersih dan rapi, ngga berantakan kaya kapal pecah lagi.
Hatinya benar benar heran, siapa yg sudah membereskan rumah nya? Sony kah atw si Tejo? Tapi ngga mungkin, mereka berdua lebih parah dari Pram. Rajin nya klw cuma di depan kapten doang.
Dia makin kaget ketika melihat kamarnya. Kamarnya sudah rapi, pakaian kotornya pun sudah raib entah kemana.
" Jangan jangan ada bidadari nyasar atw putri ikan yg tersesat ke rumah nya. Tapi tunggu dulu! Ini kan bukan kisah jaka tarub atw legenda Danau Toba?" Bathin Pram.
Ia terkejut ketika melihat seseorang sedang duduk di kursi meja makan.
" Mamah, eh salah Reniii?" Sontak Pram.
" Iyah ini aku, kenapa? Kamu kaget?" Jawab Reni.
" Kamu ko bisa ada di sini?" Tanya Pram heran.
Iya lah siapa yg ngga heran? Tiba tiba bisa ada peri cantik berbody sintal, berkulit putih, tinggi semampai di rumah, mana rajin lagi mau beres2 rumah :p
Pemirsaah juga pasti heran kan? *Begitu juga dengan Pram :p
" Udh nanti aku jelasin, sekarang lebih baik kamu mandi dulu sana! Bau acemm." Kata reni tersenyum sambil beranjak dari kursi lalu mendorong Pram ke kamar mandi.
**********
" Kamu ko bisa ada di sini?" Tanya Pram lagi, setelah selesai mandi.
Reni tersenyum menoleh ke arah Pram, lalu kembali melihat acara televisi di ruang tengah.
" Tiga bulan aku nunggu kamu, tapi kamu ngga pernah datang. Makanya aku cari kamu." Jawab Reni.
" Maaf." Jawab pram sambil duduk di sofa.
" Iyh ngga papa, aku tau alasan nya kenapa kamu ngga pernah datang lagi ke wisma." sambung Reni.
" Alasan apa?" Tanya Pram penasaran.
" Udh ngga usah di bahas, sekarang antar aku pulang. Hari sudah senja." Jawab reni.
Sejak saat itu Reni jadi sering berkunjung ke rumah Pram, penghuni komplek pun seperti nya ngga terlalu mempermasalahkan nya.
Muka Reni mirip sekali dengan Gea, gadis manis dan santun. Yg selalu murah senyum dan gemar menyapa. Namun sayang bernasib tragis karna harus meninggal begitu cepat. Pram pun di kenal sebagai lelaki baik dan jarang berbuat onar di komplek.
Hubungan mereka semakin dekat, dan Reni semakin yakin klw Pram pria baik yg mampu menjaga dan membimbing nya. Karna Pram tak pernah sekalipun berbuat kurang ajar terhadap Reni.
**********
" Aku ngga boleh begini trus! Aku harus bisa dapat kepastian dari Pram. Lelaki itu harus bisa jadi milikku, apapun caranya. Bahkan aku rela menukarnya dengan nyawaku sekalipun" bathin Reni, suatu malam ketika ia tengah sendiri di kamarnya.
Reni sepertinya sudah benar benar jatuh hati dengan Pram, tentara berpangkat Bintara itu seolah tlah sepenuhnya menguasai hati dan jiwanya.
Reni beranjak dari tempat tidur dan melangkah ke arah kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Ini pertama kalinya Reni kembali Solat, setelah Tiga tahun ia ngga pernah lagi ingat Tuhan.
Di raihnya kitab suci Al'quran yg penuh debu dari atas lemari. Di bersihkan lalu kembali di buka dan di bacanya, meski dengan lafal yg terbata bata.
" Ya Allah, aku tau klw aku bukan hambaMu yg taat, aku sering melalalkan semua perintahMu, tapi aku juga mahluk ciptaanMu yg harus Kamu kasihi dan Kamu Sayangi.
Tolong jadikan Pram sebagai jodohku, dia lelaki baik yg aku yakin mampu membimbingku ke arah Cahaya. Aku rela menukarnya dengan apapun, termasuk dengan Nyawaku sendiri.
Ini permintaan ku yg Pertama, setelah tiga tahun aku tak pernah meminta apapun dari Mu! Jadi tolong dengar dan kabulkan Doaku ini.
Karena hanya kepadaMu lah aku memohon dan hanya kepadaMu lah aku berlindung!
Rabbana atina fidhunnya khasanah, wafill akhirati khasanah, waqinna azabannar Aamiin" doa reni malam itu.
Reni melepas mukenah nya lalu berbaring di atas ranjang, hingga tak lama rasa kantuk pun mengantarkan nya ke alam mimpi.
***********
Reni seolah berada di dasar jurang yg penuh dengan bara api, sayup sayup telinganya mendengar jerit memilukan meminta ampun.
Ia sendiri pun sudah merasa amat ketakutan, merasa bahwa inilah azab yg harus di terima nya. Hingga tiba2 ada tangan yg meraihnya. Memberinya sepasang sayap dan membimbing nya menuju Taman Maha Indah.
Ia menjadi Peri paling cantik dan anggun di taman. Menebarkan wangi melebihi kesturi.
Adzan subuh berkumandang dari musola kecil di sebelah rumah, Reni pun terjaga dari mimpinya dan tersenyum manis,
" Terima kasih Tuhan, untuk semua jawaban atas doa doaku" bathin nya.
Reni beranjak dari ranjang nya lalu bergegas melaksanakan solat subuh.
************
" Pram tolong nikahi aku!" Kata reni sore itu.
" Maksud kamu Ren?" Pram benar benar heran karna Reni tiba tiba berkata seperti itu.
" Iyah tolong jadikan aku istrimu, jaga aku dan bimbing aku!" Sambung Reni lagi.
Pram terdiam, ia benar benar tidak percaya dengan apa yg baru saja di dengarnya.
" Kenapa kamu diam Pram? Apa kamu jijik dan malu klw harus menikahi aku, si gadis hina? Kamu malu klw punya istri Pelacur kaya aku? Gitu kan Pram?" Tanya Reni bertubi tubi.
" Bukan gitu Ren, aku sama sekali ngga jijik atw pun malu, tapi.." Kata Pram.
" Tapi apa Pram? Aku mungkin wanita ngga tau diri karna meminta pria baik baik seperti kamu untuk menikahi aku yg notabene hanya seorang pelacur!
Tapi aku juga manusia Pram bukan Boneka, aku juga punya hati, punya cinta dan punya rasa. Aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya memiliki dan dimiliki!" Ucap Reni sambil terisak.
Pram terdiam, bathin nya bergejolak. Jujur ia juga menyayangi Reni seperti ia menyayangi Gea, almarhum istrinya. Wajah mereka berdua pun mirip, hanya latar belakang nya saja yg berbeda.
Gea dari keluarga baik baik yg selalu taat beragama, sementara Reni mempunyai latar belakang yg kelam. Pram juga manusia biasa bukan dewa, ia punya ego dan gengsi.
Ia berfikir bagaimana jika suatu saat tetangga nya tau klw Reni adalah Pelacur. Lalu apa nanti kata mereka jika tau laki laki baik seperti Pram ternyata memiliki Istri seorang Pelacur.
Dan pemikiran seperti itu adalah kesalahan terbesar dalam hidup Pram.
Di helanya nafas berat, lalu Pram pun berkata,
" Beri aku waktu untuk berfikir Ren." Katanya.
Reni pun menyeka airmatanya, dan tersenyum.
" Baik lh Pram, aku ngga akan pernah memaksa kamu. Jika kamu sudah mendapatkan keputusan mu, kamu tau harus mencari aku dimana" kata Reni.
**************
Sebulan tlah berlalu, dan Reni tak pernah datang lagi ke rumah Pram. Pram benar benar merasa kehilangan dan sepi, ia merindukan senyum manis Reni. Di bulatkan nya tekad dalam hati,
" Iyah Ren, aku akan menikahi kamu. Aku akan menjaga dan melindungi kamu, aku ngga akan perduli lagi sama apa kata orang nanti. Aku sayang kamu Ren!" Bathin Pram mantap.
Di pacunya motornya membelah gerimis yg turun sore itu, dan sampai lah Pram di depan Wisma.
" Mau ngamar mas?" Sapa seorang gadis muda manja kepada Pram ketika ia masuk ke wisma.
" Ngga, aku hanya mencari seseorang." Jawab Pram singkat.
" Memang mau mencari syapa mas?" Tanya gadis muda itu lagi.
" Saya mau mencari Reni, apa dia ada?" Tanya Pram.
Raut wajah gadis muda itu mendadak berubah sedih, Pram pun bingung.
" Mba, saya mau mencari Reni! Apa dia ada?" Tanya Pram mengulang kata katanya.
" Reni sudah meninggal dua hari yg lalu mas?" Jawab gadis itu.
Pram tersentak seolah tak percaya,
" Reni meninggal kecelakaan sepulang ia bekerja." Lanjut gadis muda itu.
" Maksud kamu? Reni kecelakaan sepulang dari sini?" Tanya Pram.
" Bukan mas, Reni sudah lama ngga kerja di sini lagi. Dia memutuskan untuk berhenti dan mencari pekerjaan yg lebih baik.
Dia pernah bercerita ke aku klw dia jatuh cinta dengan seorang pria baik baik, jadi ia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan nya." Jawab sang wanita muda.
Dia sudah lama memilih untuk berhenti melacur dan menjadi pelayan toko meski mungkin gajinya ngga akan cukup untuk berobat ibunya atw memberi makan adik adik nya. Karena Reni adalah tulang punggung keluarganya.
Kata nya dia hanya ingin menjadi wanita baik baik agar bisa di banggakan oleh pria yg di cintainya." Jelas sang gadis muda itu kepada Pram.
Pram bagai di sambar petir mendengar semua nya itu.
" Betapa bodohnya aku! Kenapa aku men sia siakan seseorang yg mau berubah demi aku? Aku pun baru tau sekarang ternyata Reni melakukan ini semua bukan tanpa alasan.
Awalnya aku berfikir Reni hanya seorang gadis nakal, yg menjual tubuhnya hanya untuk kesenangan duniawi. Tapi ternyata aku salah besar, ternyata aku salah! Dia melakukan ini semua demi ibu dan adik adiknya" Bathin Pram.
**********
Pram benar benar merasa jadi manusia paling jahat sedunia, dia tlah menyiakan ketulusan seorang gadis untuk berubah demi dia. Hanya karna takut menjadi gunjingan orang.
Di pandanginya gundukan tanah yg masih memerah, tak lama gerimis pun berhenti dan muncul lah pelangi terindah di sela mega mendung.
" Maafin aku Ren, maaf atas semua buruk sangka ku selama ini ke kamu. Kamu wanita berhati peri, dan aku percaya Allah pasti akan menjagamu.
Mungkin di kehidupan ini kita ngga di takdirkan bersama, tapi aku janji akan selalu berusaha melakukan yg terbaik.
Agar Tuhan juga mau mengangkatku ke SurgaNya, untuk bisa bersama sama denganmu lagi. Selamanya" kata Pram sambil bersimpuh di sebuah Pusara.
Di tengadahkan nya pandangan nya ke langit. Dan ia seolah melihat Reni yg tersenyum manis diantara bias warna pelangi yg mulai memudar senja itu.
Tamat