Jumat, 07 November 2014

Kisah » Patasku Selalu Miring » Memory Putih Abu SMKN35 JAKARTA Ekz BOM204/CKR/03 C7J.

Hari ini aku Free ngga ada jadwal penerbangan, jadi aku mau ketak ketik sedikit cerita atw tepatnya pengalaman selama 3 tahun berseragam SMKN35 JAKARTA (BOM204 CKR/C7J).

Aku sempat ketawa ketika ada seorang teman bertanya, memang anak BOEDOET145 ngga ada yg pernah naek dari depan Gajah Mada Plaza yh?

Langsung saja ku jawab, cuma anak BOEDOET yg udh stres yg mau naik dari depan gajah mada :D

Jelas aja ngga ada yg lewat / naek dari situ, itu bukan rute BOEDOET145 dan di situ tempat ngumpulnya anak anak C7&6J Basis 204BOM CKR & P12 Gajah Mada Asik Setiap Saat baik pulang maupun berangkat sekolah. Dan aku juga selalu naik PPD204 atw P12 dari situ.

Kesan pertamaku ketika naik PATAS tentu aja panas, sumpek, engap, dan bau kringet :D Gimana ngga bau kringet? 1 patas sampai penuh berjubelan anak anak sekolah semua.

Semua kesan itu hilang berganti dengan suasana keakraban dan rasa persaudaraan y kuat sesama kami. Biarpun mayoritas penumpangnya pelajar cowo, tapi ngga ada yg kurang ajar ke pelajar cewenya.

Aku merasa aman dan dilindungi berangkat bareng mereka. Aku merasa seperti kami semua bersaudara yg saling menjaga satu sama lain.

A. Berikut adalah nama Basis/Jalur C7&6J All Base.

* 204/BOM(Batalyon Of Marder).
( "9204,VHS,MERUYA,JOGLO" ,80 all TMC ,GNT ,SABATH,ZBR ,CKR ,C10/CSB ,CAMP DOER ,XDRS,TNG)

* 73/SETCA.ROCK SEA
BE ARE DKIT TPI PENYAKIT

* 73/TG Free York.

* 83/VELBACK BOS
"BARISAN ORANG SANTAI".

* 62/STRONG
TANAH ABANG PUNYE KITE.

* 91/ROTOR

* 37/VAZERO.
(SLEEPY,PALMERAH ,RAWA BELONG)

* 70/TOWN.
KAWASAN KOTA TOEA.

* 700/KREATOR "TRAIN CITY".
(SABES , C40 MATRAMAN ,MANGGARAI ,KEMAYORAN ,D-POK,BK-SHE ,CITAYAM ,BOGOR MENTOK)

* 40/puloe gadoeng.

* 25/HOYA/CROEE PHASS Orang Asli camp java 7.

* 70@/WARBUS "Waktu Abiies Ribut "BLOCK_M" Untuk Santai."
(71BUK "BINTARO UNTUK KEMPING",70S KEBAYORAN ,21/CUS"CHIPOETAT UNTUK SANTAI",916 ,906,69,609,68,611,)

* P.12 GAJAH MADA Asyik Setiap Saat!!

B. Berikut adalah semboyan kami selama di jalur.

Langit bumi gedebak gedebuk..
Musuh menghadang STMN. CAMP 7 JAVA 204 mengamuk..

Anda klewang kami sabuk..
Anda pedang kami handuk..
Walau kami sekarang terpu...ruk..

Tapi ingat, suatu saat anda semua akan tunduk... << ..Kami terlahir dr jiwa katro .. :D

C. Berikut adalah daftar musuh musuh kami selama di jalur.

1. Skolaan mau tenar nggak pernah bisa » STM 1 DKI.
2. Skolaan katro, jebol ngga pernah mau ngaku » BONJER 5
3. Stm katro utara, menang rame doang STM 12 PELO.
4. Skolah katro klo di jalur KAPAL RUSAK BLOK M.
5. Skolaan krupuk BHEATRIXX.
6. Stm laler sampah ciputat DAYAX bAtU.
7. ISRAEL (Ikatan Sekolah Remaja Ekonomi Lemah) beserta semua anthek antheknya.

Lah ko ngga ada BOEDOET145? Jelas aja ngga ada BOEDOET, karna jalur kami ngga papasan sama jalur anak anak BOEDOET.

Saking penasaran nya karna ngga pernah ketemu BOEDOET145, pernah pas bulan April 2003 iring iringan C6J BOM204 alih jalur ke Tomang, waktu itu jalur BOEDOET WAH504, mereka sempat kaget lihat kita main ke jalurnya.

Dan seperti biasanya klw musuh ketemu musuh di jalur, tanpa di komando pun kami langsung bentrok sebentar lalu BOEDOET WAH504 nya buyar deh liat BOM204 yg lg ramai ramainya waktu itu. :D

Klw ngga percaya silahkan tanya anak anak BOEDOET WAH504 angkatan 02/03 nya.

Aku juga pernah coba coba ikutan rombongan nya 73/SETCA.ROCK SEA, waktu itu iseng aja pengen tau semua jalur nya anak anak C7&6J.

Heran kan ko Cewe kaya aku bisa brani masuk ke semua jalur tempurnya C7&6J?

Ku pikir ngapain takut, toh kami semua satu keluarga besar. Jadi saling menjaga satu sama lain, selama itu juga pelajar cowonya sopan & segan klw ke pelajar Cewenya.

Kadang aku ngrasa seperti ratu, karna mereka semua bener bener ngejagain aku banget :D

Dan benar saja, rombongan kami ketemu BOEDOET WOW913 di Roxy :D waktu itu tahun 2003. Sempet juga salaman & di kasih tanda tangan sama Tambos nack rawa lele kali deres P913/Boedoet Siang.

Kenapa di gelar di Roxy? Daerah itu jarang di razia sama polisi. Jadi cocok buat tempat cari kringet.

Rombongan kami selalu di bagi jadi 3 patas. Karna memang ngga muat klw di jadiin 1 patas.

* Patas 1 itu kepalanya.
» Kloter pertama, alias berangkat duluan.

* Patas 2 itu badan nya.
» Kloter kedua, berangkat nomer dua.

* Patas 3 itu ekornya.
» Kloter terakhir, alias berangkat belakangan.

Dan semua patas selalu di bikin miring abis. :D

Waktu Itu pertempuran yg paling alot yg pernah aku saksikan sendiri selama berpakaian putih abu. Dua sekolahan paling tua di jakarta, dan dua duanya ngga ada yg mau mundur.

Aku sempat ketawa ngakak ketika melihat pedagang asongan dan kaki lima disitu pada tepuk tangan memberikan aplous & semangat kepada dua skolaan yg lagi tempur kala itu.

Karna waktu itu bener bener pertempuran paling lama yg pernah ada di sejarah ku 3 tahun putih abu :D dua duanya sama sama ngga ada yg mau ngalah atw mundur.

Dan baru berakhir ketika adzan mahrib berkumandang, itu juga kedua belah pihak sama sama mundur pelan.

Semuanya masih tergambar jelas di ingatanku. Dan jadi pengalaman skaligus cerita indah semasa putih abu dulu yg bisa setiap saat membuat aku tersenyum ketika aku sedih atw stress dengan kerjaan.

Benar kata orang, klw masa indah selama sekolah itu terukir di masa putih abu :D

Salam silathurahmi dan persaudaraan buat semuanya. Meskipun seumpamanya dulu kita lawan / musuh di jalur, tapi se'engganya semua itu lepas dan luntur seiring dengan lepasnya seragam Kejuruan kita.

Karna pada hakikatnya kita semua adalah bersaudara, 1 bangsa, 1 tanah air & 1 bahasa yaitu Indonesia.

Mungkin cukup sekian dulu dari saya, lain kali kita sambung lagi cerita nostalgianya :D

By. Resty Komala Sari Exs BOM204CKR/C7J/03.

Kamis, 06 November 2014

Kisah » Panggil Aku Kakak!!

" Terima kasih Tuhan, akhirnya sekarang aku punya saudara untuk tempatku berbagi. Dan hidupku ngga akan pernah kesepian lagi!" Batinku, sambil ku kecup kening adik ku.

Bete banget hari ini bawaan dari tadi pagi. Kuputar putar pulpen lalu ku gigit gigit ujung tutupnya sampai penyok, dan ini pulpen ke sembilan yg aku gigitin hari ini.

Aku memang punya kebiasaan buruk sejak masih duduk di bangku SMA dulu. Klw lagi badmood pasti suka gigitin tutup pulpen. Bahkan tak jarang pulpen milik teman sebangku ku pun ikut jadi sasaran.

" Lah ko pena gw penyok tutupnya?" Gumam emil, ketika mengeluarkan pulpen dari dalam tas.

Waktu itu jam pelajaran kedua setelah istirahat. Bu siska, guru mata pelajaran sejarah menyuruh kami untuk membuat ringkasan materi.

Dia melirik kearahku, aku pun buru buru pasang muka polos dan tersenyum.

" Ini pasti kerjaan lo dian?" Katanya sambil menatap ku penuh selidik.

" Iyh." Jawabku sambil tersenyum.

" Kenapa pulpen gw yg kena sasaran?" Tanya nya heran.

" Gw kesel sama loe mil! Istirahat maen nylonyor pergi gitu aja ngga ngajak2 gw. Masih mending cuma pulpen loe yg gw gigitin, daripada..." Jawabku.

" Daripada apa??" Tanya dia.

" Daripada jari loe yg gw gigit!" Jawabku, langsung kuraih tangan nya, lalu ku gigit keras jari telunjuknya.

" Aaarrrrrhhhhmmmmm.." Teriak emil, langsung semua mata melihat kearah bangku kami berdua yg kebetulan berada di pojok paling belakang.

Emilya Andharesta Saputri, itu nama lengkapnya, aku biasa panggil dia emil. Satu satunya orang yg mau temenan sama aku semasa SMK dulu, karena jujur aku orang nya kaku dan ngga pandai bergaul. Jadi ngga punya teman. Dan Diandra Prameswari, itu namaku.

Hampir 15 tahunan kami ngga pernah ketemu lagi secara langsung selepas lulus dari SMKN 35 Jakarta, tahun 1999. Dia sekarang tinggal di pekanbaru ikut suaminya.

Terakhir kami kontak, dia jadi kepala sebuah yayasan di sana. Sementara aku masih tetap tinggal di cengkareng, meneruskan usaha properti milik almarhum suamiku.

Ku pandangi fotho Reza yg terbingkai rapi di sudut meja kerjaku.

" Aku kangen kamu mas, semoga Tuhan memperlakukanmu dengan baik disana. Seperti kamu memperlakukan aku!" Gumamku.

Jam dinding sudah menunjukan pukul empat sore, dan ku lihat dari layar monitor satu persatu pegawai ku sudah mulai meninggalkan tempatnya. Mengisi ulang daftar absensi lalu bergegas pulang.

Dengan malas aku pun beranjak dari meja kerjaku, kurapikan lagi semuanya seperti sedia kala. Seperti biasanya, pulang ngantor paling langsung pulang kerumah, nonton tv bentar lalu tidur. Udah gitu gitu aja terus, ngga ada yg spesial.

************

" Si bocah miskin belagu itu kira kira sekarang lagi ngapain yh?" Gumamku, sambil melihat ikan koi yg nampak asik berenang di kolam belakang rumah malam ini.

Ngga tau kenapa dari kemarin aku selalu kepikiran dia, gadis kecil yg selalu membuatku kesal. Dia berani membentak ku ketika pertama kali ketemu, dia berani menolak uang kembalian yg aku kasih.

Biarpun aku tau, klw semua itu berawal dari kesalahan ku sendiri. Tapi aku tetap ngga bisa terima!!

" Awas kamu Resti, ku jitakin nanti kamu." Bathinku.

Ku beranjak dari taman, kupakai switterku lalu ku keluarkan mobilku dari garasi. Entah kenapa malam ini aku ingin ke warung tenda nya lagi.

Kupacu laju mobilku menyusuri jalanan jakarta malam ni, udh aga sepi jalanan nya maklum udh jam sepuluh malam jadi bisa skalian drag. Lumayan bisa stag di 100km / jam, biarpun ngga lama turun lagi ke 60-70km :D

" Loh ko' sepi? Kemana dia?" Bathinku ketika masuk ke dalam warung.

" Permisi! Spada! Mba, lele goreng nya dong!" Ucapku setengah berteriak.

" Iyh, sebentar!" Sahut dari belakang warung.

" Loh, ko' suaranya bedha? Bukan suara si Resti?" Bathinku.

Memang benar y kluar bukan Resti, tapi wanita yg umurnya kira kira sebaya denganku.

" Mau pesan apa mba?" Tanya dia ramah sambil memasang senyum.

" Lele goreng satu, goreng setengah matang. Nasi uduk nya setengah aja, minum nya es jeruk." Kataku.

" Sebentar yh mba!" Jawab dia lalu bergegas menyiapkan pesananku.

Akhirnya pesananku pun datang, aku makan sambil ngobrol ngalor ngidul ngetan ngulon sama wanita itu. Dan aku banyak tau tentang Resti darinya, nama wanita itu klw ngga salah ingat Nurkhasanah.

Selesai makan, akupun langsung beranjak pulang. Malam itu aku ngga ketemu dia :( kata Nur dia lagi kurang enak badan, makanya ngga ikut ke warung.

************

" Hemmzz, ternyata Resti gadis stres yg minggat dari kampung karna ngga mau dinikahin muda. Tapi aku benar benar salut dengan kenekatan dan keberanian anak itu buat datang ke jakarta sendirian. Padahal dia sama sekali ngga punya sodara disini!" gumamku, sambil rebahan di ranjang menjelang tidur.

Malam itu Resti jadi primadona di pikiranku. Aku mulai simpati sama dia, jujur dia anak yg manis dan baik. Klw ngga baik, mana mungkin Nur mau menampung nya? Ku pikir, mungkin memang cara perkenalan kami aja yg salah. Makanya kami musuhan.

" Aku harus berbuat sesuatu untuk anak itu." Tekadku dalam hati.

***********

Hari ini ngga terlalu banyak kerjaan di kantor, yh seperti biasa datang duduk manis, tanda tangan ini itu, pelajari proposal kontrak, cek absensi karyawan. Lalu sorenya pulang.

Seperti malam kemarin, malam inipun aku datang ke warung tenda itu lagi. Ku lihat dari jauh warung nya sepi ngga ada pembeli.

Mungkin tanggal tua kali yh? Jadi orang lebih suka makan indomie rebus drpd makan pecel lele. Maklum, di daerah situ kan kebanyakan kayanya buruh pabrik yg tinggal.

Ku lihat Resti sedang duduk sendirian termenung di Halte yg ngga jauh dari warung nya. Kuputuskan untuk menghampirinya saja. Aku memutar jalan, hingga aku tepat berdiri di berada di belakangnya tanpa dia sadari.

Kulihat dia sedang termenung sambil memandangi sebuah buku raport, kayanya sich punya dia.

" Kapan yh aku bisa nglanjutin sekolah ku? Aku pengen banget jadi akuntan. Aku pengen banget bisa lunasin semua hutang bapak, aku kangen banget sama bapak sama ibu. Tapi aku juga ngga mungkin pulang :( Aku bersumpah, aku ngga akan pulang ke kampung sebelum aku bisa jadi orang sukses disini!" Gumamnya lirih, tapi masih bisa aku dengar.

Aku cuma bisa terdiam mendengarnya. Aku rasa nafasnya sesegukan, dia pasti sedang menangis. Aku putuskan untuk duduk disampingnya.

" Emang susah yh jadi orang miskin." Kata ku memulai percakapan.

" Iyh!" Jawabnya sambil menunduk tanpa menoleh kearahku.

Tapi setelah itu dia langsung reflek menoleh, karna menyadari ada orang yg duduk di sampingnya. Matanya langsung melotot, ketika tau bahwa orang yg duduk di sampingnya adalah aku. Dia buru buru mengalihkan wajah untuk menyeka airmatanya, mungkin malu kali.

" Kenapa diseka? Malu yh ketahuan nangis sama aku? Cuek aja kali, orang miskin emang ngga pernah jauh jauh dari nangis kan?" Sindirku.

" Aku lg males berantem bu, klw dateng cuma mau cari masalah mending buruan ibu pergi sebelum aku gampar!" Katanya lirih sambil menunduk.

Aku cuma tertawa mendengar kata katanya.

" Buset dah, anak kecil mau gampar gw? Ga gw jitakin jg udh sukur loe!" Bathinku.

" Rokok Res?" Kataku sambil menyodorkan rokok ke arahnya.

" Aku ngga ngroko!" Jawabnya ketus.

" Cobain ajh, lumayan bisa buat ngurangin beban pikiran. Gratis ini ngga suruh bayar!" Candaku.

Di raihnya bungkus rokok malborro putih dari tangan ku. Diambilnya satu batang, dan reflek ku sodorkan korek gas ke arahnya. Ya Tuhan dia batuk :D

" Blo'on! Ngisep gitu aja ngga bisa!" Kataku.

" Kan aku bilang, klw aku ngga pernah ngroko! Ibu aja yg barusan bilang katanya bisa buat ngurangin beban pikiran, makanya ku isep!" Bela dia.

Aku cuma tertawa mendengarnya, diapun ikutan tertawa. Heemmzz, manis jg dia klw tertawa. Akhirnya ku ajari dia bagaimana caranya menghisap roko yg baik dan benar. Dia sepertinya jg anak pintar, makanya cepet bisa.

*********

Hari ini hari minggu, biasanya aku selalu bangun siang soalnya memang ngga ada aktifitas jadi ngapain bangun pagi?

Tapi minggu ini beda, sejak jam enam pagi aku udh bangun dan mandi. Setelah selesai berhias, aku pun meluncur ke prumpung. Semalam aku udh janji mau ngajak Resti jalan jalan. Aku juga udh minta ijin sama Nur, dan dia ngijinin.

Ku parkirkan mobil di samping warung rokok di deket halte. Karna gang Swadaya tempat kontrakan Resti dan Nur jalan nya sempit, jadi ngga bisa masuk mobil.

Ku lihat Resti sudah siap di depan pintu kontrakan. Setelah berpamitan dengan Nur, kamipun bergegas pergi. Awalnya kami berdua cuma keliling keliling aja di monas, tapi bosen jg sich klw cuma liatin tugu doang mah. Akhirnya ku putuskan untuk banting stir ke arah ancol.

Ini jalan jalan pertama ku, setelah kepergian suamiku. Dua tahun setelah kepergian suamiku, aku cuma tau kantor dan rumah aja. Ngga pernah kemana mana. Males mau jalan jalan juga.

" Aaaarrrrrrrrrhhhhhmmmmmmmmm...." Teriak Resti sambil membentangkan kedua tangan nya lebar lebar ke arah laut senja itu.

Ketika kami berdua sedang berdiri di ujung dermaga, pantai marina ancol. Aku cuma tertawa melihat kelakuan nya, benar benar anak kecil.

" Kamu senang Rest?" Tanyaku.

" Seneng banget bu, baru kali ini Resti bisa jalan jalan sejak pertama kali datang ke jakarta." Jawabnya, sambil tetap memangdang laut.

" Panggil Kaka aja, ngga usah panggil ibu! Kesan nya tua amat aku?" Kataku ketus.

" Maksudnya?" Katanya sambil menoleh kearahku dengan tatapan heran.

" Iyh, panggil aku ka dian aja, jngn panggil ibu!" Jawabku.

" Maksud ibu, eehh kaka itu gimana? Aku masih blm paham?" Tanya nya.

" Kamu jadi adik ku yh Res? Mau kan?" Tanyaku balik.

Dia termenung, sepertinya dia masih bingung.

" Maksud kaka gimana?" Tanyanya.

" Sejak kepergian suamiku untuk selama lamanya aku sebatang kara Res, aku ngga punya siapa siapa lagi buat temen berbagi, kamu mau yh jadi adik ku? Aku janji bakal jagain dan ngrawat kamu seperti adik kandungku sendiri!" Kataku penuh harap.

" Iyh mau!" Kata dia sambil tersenyum.

Ku bentangkan lebar lebar tanganku ke arahnya. Dan diapun langsung memeluk ku dengan erat.

" Terima kasih Tuhan, akhirnya sekarang aku punya saudara untuk tempatku berbagi. Dan hidupku ngga akan pernah kesepian lagi!" Batinku, sambil ku kecup kening adik ku.

Tamat..

Senin, 03 November 2014

Kisah » Aku Benci November.

Untuk kesekian kalinya aku terjaga dari sebuah mimpi. Mimpi yg teramat buruk yg selalu datang di setiap tidurku, terutama ketika memasuki bulan November seperti ini.

Ku nyalakan rokok dan menghisapnya dalam dalam. Tuhan, sampai kapan aku harus terus seperti ini? Kenapa hanya aku yg tersisa?

Diandhra Prameswari, itu nama asliku. Dan aku pemegang akun ソソ ソソ, salah satu member Clown1987 yg paling jarang aktif, karena jujur aku ngga terlalu suka dengan sosial media.

Harusnya aku bisa jadi wanita yg paling beruntung di dunia. Aku punya segalanya, uang, kuasa, semua aku punya. Tapi cuma satu yg aku ngga punya, yaitu orang orang yg bisa dan pantas untuk aku sayang.

Awalnya aku hanya seorang gadis miskin, bahkan aku menamatkan sekolahku pun harus lewat jalur beasiswa di SMKN 35 Jakarta (Camp7Java) angkatan tahun 1999.

Semua berawal saat aku yg baru lulus sekolah dan belum mendapatkan pekerjaan, dan ketika itu tiba tiba saja ayahku sakit. Ayah adalah satu satunya keluarga yg aku punya, karena ibuku meninggal ketika melahirkanku.

Ayah gagal ginjal dan harus segera di operasi. Aku benar benar bingung, bagaimana caranya aku bisa mendapatkan uang untuk biaya operasi ayah. Akhirnya ku tempuh jalan pintas, aka melelang keperawanan ku di semua sosial media.

Banyak pria yg berduyun duyun mencoba untuk menawar keperawananku. Aku sebenarnya takut, tapi itu semua demi ayah. Dan aku rela nglakuin apa aja asal ayahku bisa sembuh.

Dan Reza pun datang sebagai malaikat penolong untuk aku dan ayah. Reza yg membiayai semua pengobatan ayah, reza juga yg membantu aku untuk mencarikan pekerjaan.

Hingga akhirnya kami saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah. Tepat tanggal 3 November 2001, aku dan Reza mengucapkan janji setia sehidup semati selalu bersama di depan penghulu.

Sejak saat itu hidupku berubah seperti seorang ciderella. Aku punya Reza, yg menyayangiku apa adanya. Tapi semua seolah hanya mimpi indah yg tak berlangsung lama.

Tepat tanggal 5 November 2002 mobil yg kami tumpangi mengalami kecelakaan di tol ciawi. Ketika itu kami sekeluarga baru saja selesai merayakan ulang tahun pernikahan yg pertama.

Reza, Ayah, dan Jabang Bayi yg sedang ku kandung semuanya pergi. Tinggal lah aku seorang diri. Awal nya aku merasa semua itu hanyalah sebuah mimpi buruk dan aku harus segera terbangun.

3 November 2003 »" Selamat hari ulang tahun pernikahan kita y ke-2 mas! Aku kangen kamu, aku kangen ayah, dan aku kangen anak kita." Bisik ku sambil menatap foth almarhum suamiku di meja samping ranjang.

**********

Pagi yg cerah, aku sudah bersiap untuk ke pemakaman keluarga hari ini. Daster warna hitam, pakaian yg pertama kali aku kenakan ketika malam pertama dengan suamiku pun sudah menempel indah di tubuhku.

" Kamu sudah cantik dian, mas Reza pasti senang ketika melihatmu nanti." Hibur bathinku.

Airmataku pun kembali menetes di depan pusara Mas Reza, ketika ku ingat satu persatu kenangan manisku bersama nya.

" Ya Tuhan, mau sampai kapan aku harus terus seperti ini? Aku lelah selalu hidup dalam kenangan. Tapi aku juga ngga akan pernah sudi siapapun menggantikan nama Reza di hatiku, karna namanya terlalu tinggi dan terlalu indah untuk bisa di gantikan oleh siapapun" ratapku lirih. Sambil ku cium mesra batu pusaranya.

**********

" Tok tok tok!" Ketukan pintu kamar yg sukses membangunkan tidur siangku.

" Syapa?" Tanyaku.

" Bibi non!" Sahut dari luar.

" Masuk aja bi, pintunya ngga di kunci." Jawabku sambil menarik selimut menutupi wajahku. Jujur aku masih ngantuk!

Ku dengar suara pintu kamar di buka, itu bi'sum. Orang yg selalu setia menemaniku selama ini. Dia juga yg merawat Almarhum suamiku sedari kecil.

Dan ketika kami menikah, kami memutuskan untuk mengajaknya tinggal bersama kami. Aku sudah menganggapnya seperti keluargaku sendiri. Karena dia juga bernasib sama sepertiku, sama sama sebantang kara.

" Non, di luar ada yg nyari'in" kata bi'sum ketika sudah ada di dekatku.

" Bi' aku kan sudah bilang klw hari ini aku ngga mau di ganggu oleh siapapun! Suruh pulang aja! Besok lagi kesininya!" Jawabku ketus dari balik selimut.

" Tapi non, dia bilang penting katanya!" Bela bi'sum.

" Bibi! Aku bilang besok yh berarti besok aja! Ngerti ngga sich!" Sentak ku sambil terbangun dari ranjangku.

" I-Iya non!" Jawab bi'sum, sambil berlalu.

Tapi ketika tangan nya baru hendak meraih handle pintu, aku mencegahnya.

" Bilang ke dia suruh tunggu sebentar! Sebentar lagi aku turun" kataku.

" Baik non." Jawab bi'sum lalu ke luar kamar.

Aku benar benar penasaran siapa yg datang siang itu. Klw karyawanku kayanya ngga mungkin, mereka semua tau setiap tanggal 3 - 5 November aku ngga mau di ganggu. Kantor pun selalu aku liburkan selama 3 hari.

**********

Kupandangi gadis muda yg sedang berdiri sambil menunduk di hadapanku. Penampilan nya sederhana dan sepertinya dia gadis kampung yg baru nyasar ke jakarta.

" Siapa kamu? Dan apa perlu apa kamu mencariku? Klw mau mencari sumbangan atw pekerjaan sepertinya kamu salah alamat datang kesini!" Kataku ketus sambil menyulut rokok ku menghisap nya dalam lalu mengepulkan asapnya ke angkasa.

Dia seperti tersentak, dan seketika itu wajahnya terangkat. Matanya menatap tajam ke arahku, dan seperti nya dia tersinggung dengan ucapanku! Baru kali ini ada yg berani menatapku seperti itu!!

" Kenapa kamu menatapku seperti itu! Kamu marah? Atw kamu tidak suka dengan kata kataku?" Ucapku dengan nada tinggi.

Ku lihat dia seperti mendengus menahan kesal.

" Maaf Ibu Diandra Prameswari yg Terhormat! Saya cuma ingin mengembalikan ini, ini sepertinya milik ibu!" Katanya sambil mengeluarkan sebuah dompet berwarna merah merek Gucci dari dalam kantong kresek yg di genggam nya lalu meletakan nya di meja.

Ya Tuhan, itu dompetku! Dompet yg aku beli di prancis, dan dompet itu memang sudah hilang seminggu yg lalu.

Entah dimana aku menjatuhkan nya aku sendiri juga lupa, seingatku saat itu aku mabuk dan ban mobilku pecah di daerah prumpung. Dan kini tiba tiba dompet itu ada di tangan nya.

" Ini sepertinya milik ibu, terima kasih banyak atas semua penghinaan nya!" Katanya menahan geram sambil hendak berlalu.

" Tunggu dulu!" Bentak ku menahan nya.

" Apalagi?" Jawab dia dengan nada yg tak kalah tinggi.

" Aku heran sama kamu, orang miskin sepertimu biasanya senang klw nemu uang banyak di jalan! Tapi kamu sepertinya orang miskin paling goblok yg pernah aku temui karna kamu memilih untuk mengembalikan dompetku daripada mengambil semua uangnya" sindirku, sambil ku hisap rokok ku dan mengepulkan asap nya ke arah nya.

Mukanya makin merah padam, dia benar benar sudah marah.

" Terima kasih untuk penghinaan nya Ibu Diandra Prameswari yg terhormat! Saya mungkin memang orang miskin, tapi ibu saya tidak pernah sekalipun mengajarkan saya untuk mengambil dan mengklam sesuatu yg bukan milik saya!" Jawabnya menahan geram.

Ku lihat matanya berkaca kaca, dia sepertinya menahan sesuatu yg seolah ingin meledak di dalam dirinya.

" Lalu bagaimana saya bisa tau, klw kamu ngga ngambil uang saya sepeserpun dari dalam dompet! Biasanya orang miskin seperti kamu kan berbakat untuk jadi maling!" Tanyaku sinis.

" Ibu silahkan cek sendiri isinya, jika memang ada yg hilang atw berkurang sepeserpun ibu bisa cari saya! Saya bekerja di warung tenda pecel lele dekat halte prumpung." Katanya.

" Sepertinya urusan saya sudah selesai dan saya mohon pamit! Terima kasih juga untuk semua penghinaan ibu! Permisi!" Katanya ketus sambil hendak berlalu.

" Tunggu dulu! Bagaimana saya tau klw kamu jujur?" Kataku.

" Jika memang uang ibu ada yg hilang, ibu silahkan datang ke tempat saya biasa bekerja. Cari saya, nama saya Resti Komala Sari! Terima kasih" katanya dengan tatapan berkaca kaca.

" Tunggu dulu!" Cegahku ketika dia hendak berlalu.

" Apalagi sich bu? Sudah cukup ibu menghina saya! Saya mungkin memang orang miskin dan ngga sebanding dengan ibu! Tapi sepertinya saya jauh lebih baik dari ibu, karna saya bisa menghargai kebaikan orang lain!" Jawabnya.

" Ohw iya, jika memang ada uang ibu yg hilang. Silahkan ibu cari saya!" Jawabnya sambil berlalu dan membanting pintu depan.

Aku hanya bisa terpaku melihatnya pergi. Baru kali ini aku bertemu gadis seberani dia. Mungkin aku memang sudah keterlaluan padanya, tapi masa bodo lah, orang miskin seperti dia memang pantas di perlakukan seperti itu.

***********

Jam dinding sudah menunjukan pukul sepuluh malam, tapi mataku seolah susah untuk diajak terpejam. Padahal biasanya aku akan langsung tertidur setelah menenggak 2 sampai 3 sloki sampane.

Pikiranku selalu teringat dengan gadis tadi siang. Gadis muda yg berani memaki makiku. Ketika ku pikir secara jernih, memang aku yg salah jadi wajar jika dia marah. Dan uang di dompet yg dia kembalikan memang masih utuh tidak berkurang 1 sen pun.

Rasa penasaranku mendorongku untuk meraih switter dan kunci mobil. Aku ingin memastikan apa benar dia bekerja di warung tenda seperti kata katanya tadi siang.

Ku keluarkan mobil dari garasi dan ku pacu menyusuri jalanan jakarta yg mulai lengang dari cengkareng ke arah prumpung.

" Mana ngga ada warung nya? Boong brarti tuh anak! Sial, aku bisa di kibulin anak kecil!" Bathinku kesal.

Saat itu aku lupa bahwa dia bilang dia dagang di daerah prumpung. Sedangkan aku daritadi cuma muter muter di uki cawang. *Dasar Pe'a :'(

Akhirnya ketemu juga warung nya. Iyah seperti yg dia bilang, di samping halte prumpung. Warung Pecel Lele Lamongan Mbak Nur, klw ngga salah baca sich begitu tulisan nya.

Lama aku melihatnya dari jauh, ku lihat sesekali dia mondar mandir melayani pembeli atw sekedar duduk di depan warung.

Aku ragu, apakah aku akan menghampirinya atw tetap diam disini. Akhirnya ku putuskan untuk mendatangi warung nya.

************

" De, lele goreng satu, goreng setengah matang!" Kataku sambil duduk di bangku plastik.

" Iyh sebentar mba!" Sahut seseorang dari belakang warung.

Aku kenal suaranya, dan itu memang suara dia. Dan benar saja, dia langsung diam terpaku, matanya melotot seperti hampir keluar ketika melihat orang yg memesan barusan, iyh orang itu adalah aku.

" Mau apa lagi ibu datang kesini? Apa belum puas atas semua penghinaan ibu tadi siang ke aku?" Katanya ketus menahan geram.

" Aku kesini bukan mau berdebat! Aku mau pesan lele goreng, jadi sebaiknya buruan kamu bikinin!" Kataku sambil pura pura sibuk memainkan ponselku tanpa menoleh ke arahnya.

" Lalu klw aku ngga mau bikinin, trus ibu mau apa?" Jawabnya dengan nada tinggi.

" Pembeli itu raja, jadi cepat kamu bikinin pesanan ku tadi, lele goreng setengah matang dan ingat jangan di kasih racun!" Jawabku sambil tetap memainkan ponselku tanpa menoleh ke arahnya.

Dia terdiam, ku dengar nafasnya seperti mendengus. Tapi akhirnya dia ngalah juga.

" Sebentar!" Kata dia sambil berlalu ke dalam.

Selang beberapa waktu dia keluar sambil membawa pesananku.

" Pakai nasi uduk setengah saja!" Kataku ketika melihatnya keluar.

Dia cuma diam sambil memenuhi permintaan ku. Malam itu aku makan lele goreng buatan dia. Dan jujur saja rasa masakan nya aneh! Karna mungkin dia membuatnya setengah hati atw apalah. Tapi aku bersyukur karna dia ngga memasukan racun ke dalam makanan ku.

" Berapa semuanya?" Tanyaku ketika selesai makan.

Dia diam sejenak seperti menghitung lalu menjawab.

" Semuanya duabelas ribu!" Katanya ketus.

Bergegas ku ambil selembar uang 50ribuan dari dalam dompet

" Nich, ambil saja kembalian nya buat kamu!" Kataku sambil meletakan uang itu di meja lalu beranjak pergi.

" Ibu Diandra Prameswari!" Panggilnya mengejarku, ketika itu aku melangkah hendak masuk mobil.

" Ini kembalian nya! Maaf saya mungkin memang orang miskin, tapi saya hanya mengambil apa yg menjadi hak saya" katanya sambil meraih tanganku lalu memberikan uang kembalian.

" Kamu ini orang miskin aja belagu!" Bentaku, aku benar benar kesal.

" Terserah apa kata ibu saja!" Katanya sambil berlalu.

Aku hanya bisa terpaku dan diam melihatnya pergi begitu saja. Ya Tuhan, baru kali ini aku di cuekin sama anak kecil seperti dia :'(

Mungkin ini salah satu kesialan ku di bulan November. Yah aku memang selalu sial di bulan November, maka dari itu aku membenci bulan ini!!

Continue..

Minggu, 02 November 2014

Janji Setia Di Parangtritis » Mozhank Juga Chayank Delphy (1).

" Buruan rapiin bajumu, kita pulang! Teteh utary udh nyariin" kata ku sambil beranjak dari atas tubuhnya.

Blink182 ~ I Miss You!!

Play :
Download : [disini]

Malam ini langit cerah, bintang bertaburan laksana butiran ceres di atas donat gosong. Tetap bersinar indah meski tanpa rembulan disisinya.

Kumasukan kembali ponsel ku setelah aku selesai mengucapkan selamat idul fitri untuk umi dan abi. Besok hari raya, dan ini adalah hari raya pertama ku yg tak kurayakan bersama kedua orang tuaku. Karena aku lebih memilih untuk ikut teteh angkatku berlebaran di kampung halaman nya.

Jalanan depan rumah nampak ramai orang lalu lalang. Sesekali mataku memperhatikan seorang gadis yg tengah asik bermain kembang api di halaman. Gadis yg selalu membuatku bingung dan heran dengan semua kelakuan nya. Justine linawaty namanya.

Aku baru pertama kali ini mengenalnya, karena dia sama sama ikut teteh mudik. Dan dia juga sama baru pertama kali ini mengenalku.

Tapi kenapa dia udh berani berbuat sejauh itu ke aku? Sebenarnya apa yg ada di dalam pikiran nya?

Masih ku ingat jelas kejadian sore tadi, dia tiba tiba saja masuk ke kamar mandi lalu mencium bibirku. Harusnya aku marah dan langsung memukulnya pakai gayung. Tapi kenapa aku ngga bisa? Tubuhku seolah kaku.

Kenapa aku justru memilih untuk diam dan menikmati setiap sentuhan dan lumatan bibir nya di bibirku. Bahkan aku mengijinkan lidahnya untuk merajai setiap relung mulutku.

Dan aku pun tetap memilih untuk tetap diam terpaku ketika dia pergi gitu aja setelah apa yg dia lakuin ke aku. Ya Tuhan, sebenarnya aku ini kenapa?

*********

" Justine, Amel udh pada siap belum? Ayo buruan katanya mau temenin teteh nyekar!" Teriak Teteh utary dari teras rumah sore itu yg sukses membuyarkan semua lamunanku.

Utary Sri Rahayu Setyaningrum itu nama teteh angkatku. Orang yg pertama kali aku kenal lewat jejaring sosial media facebook dua tahun yg lalu. Dan Emy Amelia adalah namaku, aku pemegang akun Mozhank Chayank Delphy.

" Iyh sebentar teh!" Sahutku.

Masih ku lihat Justine malah enak enakan tiduran sambil mendengarkan ipod lewat hanset. Mungkin ia ngga denger kali. Dan ku putuskan untuk ninggalin dia saja lh. Aku masih kesel sama dia.

" Loh Justine mana mel? Ko ngga skalian di ajak?" Tanya teteh utary.

" Ngga tau teteh, tadi sich lagi dengerin musik ngga denger kayanya" jawabku sekenanya.

Teteh Utary hanya menghela nafas lalu masuk ke dalam.

Kami berjalan beriringan bertiga menyusuri jalan desa sore itu. Sesekali kami berpapasan dengan warga sekitar. Teteh Utary terkadang menyapa mereka jika kebetulan berpapasan langsung atw hanya tersenyum.

Dan yg aku tau, hampir setiap orang yg kami temui pasti selalu melirik ke arah Justine. Yah dia lebih tampil mencolok diantara kami.

Wajahnya yg oriental mirip artis korea, rambut panjang nya yg tergerai lurus dan kulitnya yg jauh lebih putih dibandingkan kami berdua udh lebih dari cukup untuk membuatnya tampil mencolok.

Seperti kemarin, Justine memilih untuk bersikap cuek dan irit senyum. Sambil asik berjalan dan mendengarkan musik lewat ipodnya.

Akhirnya kami pun sampai di pemakaman desa tempat ibu teteh utary di makam kn. Aku dan Justine hanya diam melihat Teteh bersimpuh lalu berdoa di makam ibunya.

Lagi lagi aku hanya bisa terpaku, ketika justine tiba tiba melirik ku sambil tersenyum. Kemudian tangan nya menggenggam erat tangan ku.

**********

Ku arahkan pandanganku kembali ke langit ketika suara kembang api sukses membuyarkan lamunanku. Benar benar malam yg indah.

" Mel, aku liatin ko dari tadi sore kamu diem trus sich? Kamu sakit?" Kata Justine.

Entah kpn dia dateng. Tapi yg jelas dia udh duduk di sampingku. Dan yg lebih heran lagi, tumben banget dia pake bahasa aku kamu? Biasanya juga Loe Gue?

" Ngga papa, cuma lagi pengen diem aja." Jawabku, sambil tetap melihat kembang api di langit.

Bisa ku rasakan tangan nya menyentuh tanganku, jemarinya masuk di sela sela jemariku lalu menggenggam nya erat.

" Sukur deh klw kamu ngga papa, kirain sakit." Katanya.

Aku melirik ke arahnya, dan dia membalasnya dengan senyum. Tak lama bapaknya teteh Utary datang. Dia sepertinya baru pulang dari masjid.

" Baru pulang pak? Ko ngga bareng sama cece utary?" Tegur justine.

" Eh mba Justine, mba Amel. Iyh nich mba, klw mba Uut tadi bilang nya sich mau ke tempat teman nya dulu, makanya ngga bareng." Jawab bapaknya teteh utary.

" Wah motornya boleh tuh pak? Pinjem bentar dong!" Kata Justine.

" Emang mba Justine bisa naik motor?" Tanya bapaknya teh utary.

" Bisa lh pak! Pinjem bentar sich! Pengen muter muter nich. Bosen di rumah trus." Jawab Justine.

" Ya udh nich kuncinya. Pake aja, tapi jangan jauh jauh yh." Kata bapaknya teteh utary sambil menyerahkan kunci motor ke Justine.

" Siap bos!" Jawab Justine.

Ku lihat bapaknya teteh utary cuma tertawa lalu berlalu masuk ke dalam rumah.

" Ayo mel ikut!" Kata justine sambil menarik tanganku.

" Ikut kemana?" Tanyaku heran.

" Jalan jalan lh! Ngapain di rumah trus." Jawab Justine.

" Jalan kemana?" Tanyaku lagi.

" Ya kemana aja lh, muter muter kampung ke atw kemana gitu." Jawab justine.

" Pake motor?" Tanyaku lagi.

Ku lihat motor bapaknya teteh utary, motor astrea prima jadul yg sudah di cat ulang. Ngga tau kenapa masih suka pake motor jadul kaya gitu, padahal beli baru juga bisa.

Katanya sich itu motor banyak kenangan nya. Motor yg sering di pake teteh utary dulu waktu masih SMA.

" Iya lh pake motor, mau pake mobil pasti rame. Mau ngluarin nya juga males. Enakan jg pake motor." Kata Justine.

" Ta" jawabku.

Justine tidak berkata apa apa lagi, dia menarik tanganku. Mau ngga mau akupun harus nurut.

Kami berkeliling berdua dengan naik motor jadul malam itu. Sesekali Justine iseng dengan tiba tiba mengerem atw menyentak tali gas.

Aku pun cuma bisa diam memeluk erat pinggangnya, sesekali jg ku jewer kuping nya. Dan anehnya, dia hanya tertawa. Yah Tertawa lepas dan itu pertama kalinya aku melihatnya tertawa.

" Kenapa berhenti disini? Mana gelap lagi!" Protesku ketika Justine tiba tiba menghentikan motornya di jalanan desa pinggir sawah.

" Ga papa, aku cuma pengen lihat bintang aja." Jawabnya.

Aku pun memilih diam, dengan tetap duduk di jok belakang. Lama kami ngga saling bersuara. Hanya suara jangkrik dan hembusan angin malam yg terdengar di telinga.

" Mel, aku minta maaf yh untuk kejadian tadi sore." Kata Justine memulai percakapan.

" Iyh ngga papa, lupain ajh." Jawabku singkat.

Dia menstandarkan motor lalu menarik tanganku untuk turun. Kami berjalan berdua menuju pos kamling pinggir desa yg tak jauh dari situ.

" Kamu beneran ngga papa mel?" Justine mengulang pertanyaan nya setelah kami berdua duduk di pos kamling.

" Udh sich Tine, ngapain di inget inget lagi! Aku males ngingetnya." Jawabku ketus sambil menunduk.

Ku dengar Justine menghela nafas berat.

" Itu ciuman pertamaku mel! Dan ngga tau kenapa, malah aku lakuin sama kamu." Katanya.

Aku tersentak.

" Itu juga ciuman pertamaku Tine! Dan ngga pernah terlintas di pikiranku bahwa aku bakalan nglakuin my first kiss ku sama Cewe!" Jawabku spontan.

Justine cuma tertawa, *ihh dasar bedul :'(

" Tapi kamu jg menikmatinya kan?" Tanya dia.

" Ga!!" Jawabku ketus.

" Bo'ong!! Orang aku ngrasain juga klw bibir kamu tuh ngisep lidahku!" Jawab Justine.

" Iihhh apaan sich! Ngarang ajah!!" Kata ku sambil mencubit pinggangnya.

Justine cuma tertawa, entah kenapa dia tiba tiba mendekatkan wajah nya ke wajahku. Aku pun gugup setengah mati, dan Sialnya aku ngga bisa mundur karna posisiku duduk di samping tiang gardu.

" Ka ka mu mau apa Tine?" Jawabku gemetar, aku benar benar gugup dan ngga tau harus ngapain.

" Aku pengen nglakuin itu lagi sama kamu." Jawabnya sambil memegang kedua pipiku lalu langsung melumat bibirku.

Ya tuhan! Apa yg sedang aku lakukan? Aku cewe dan sekarang aku sedang di cium sama cewe juga. Apa aku ini sudah gila? Atw memang kami berdua udh ngga waras?

Lagi lagi aku cuma bisa diam merasakan bibirnya melumat bibirku. Ku biarkan lidahnya merajai setiap relung mulutku.

Kurasakan tubuhku semakin panas dingin ngga karuan ketika bibirnya mulai turun ke leherku. Untung sepi, klw sampai ada orang lewat dan lihat kami bisa berabe urusan nya.

Hingga tiba tiba suara sms mengejutkan kami. Buru buru ku ambil hp di saku dan melihat mesage dari teteh Utary.

Mel kamu sama justine dimana? Udh malam ko blm pulang?

" Sms dari siapa mel? Pasti dari cowo kamu yh?" Tanya Justine, ku lihat wajahnya tiba tiba berubah 180 derajat.

" Nich baca sendiri ajh." Kata ku sambil menyerahkan ponselku ke dia.

" Owh, kirain dari cowo kamu! Hee" wajah nya kembali sumringah setelah tau sms itu dari siapa.

" Aku ngga punya cowo tine! Udh ahh, pulang yuu, teteh utary udh nyariin." Jawabku sambil beranjak.

Justine bergegas meraih tangan dan menahan ku.

" Kamu bilang apa tadi mel?" Tanya dia.

" Aku bilang aku mau pulang!" Jawabku ketus.

" Bukan itu, yg tadi barusan kamu bilang!" Protes dia.

" Yg mana lagi sich? Orang aku cuma bilang klw aku mau pulang!" Jawabku.

" Kamu beneran ngga punya cowo mel?" Tanya dia lagi sambil pasang wajah penasaran.

" Aku masih kecil jadi blm boleh pacaran sama orang tuaku!" Jawabku ketus dan sekenanya.

Dia tersenyum lalu bangkit, entah kenapa tiba tiba ia memutar bohlam 15 watt satu satunya penerangan yg ada di gardu.

" Kamu mau ngapain Tine? Gelap tau! Aku takut!" Protesku.

" Ngapain kamu takut? Kan ada aku mel!" Katanya sambil mendekap lalu melumat lagi bibirku.

Dia merebahkan tubuhku, dia sekarang ada diatasku dan lagi lagi aku cuma bisa terdiam dan pasrah.

" Kamu mau apa Tine?" Tanyaku gemetar.

Aku benar benar sudah takut banget, bukan takut sama dia tapi aku memang takut gelap.

" Aku mau kamu mel" jawabnya.

Aku ngga tau harus jawab apa. Tapi reflek aku justru malah berbalik mendekapnya. Ku putar tubuhku, dan gantian dia yg berada di bawah sekarang.

Ku lumat bibirnya lembut dan pelan. Dia benar benar mati kutu sekarang karna posisinya di bawah dan aku di atas. Dia sepertinya peka dan langsung memasukan lidah nya ketika ku buka mulutku.

Lama kami berciuman hingga aku kehabisan nafas. Kuputuskan untuk turun dan menyusuri lehernya dengan bibirku. Bisa kurasakan dia mendesah dan tubuhnya bergetar.

Perlahan tapi pasti ku turunkan resleting sweeternya, dan aku mendadak diam terpaku. Owh my god, dia ngga pake kaos di balik sweeternya.

Dia sepertinya tau kenapa aku tiba tiba diam, di tariknya kepalaku lalu di susupkan ke dadanya.

" Give me more honey, I'm yo'rs now!" Bisiknya.

Kususuri dadanya dengan bibir dan lidah, dan tak lupa ku tinggalkan banyak cupang disana. Entah kenapa aku suka mendengar dia mendesah.

I.. love you, and I.. need you Nelly I.. love you, I do.. (c'mon girl) And it's more than you'll.. ever know But.. it's fo'sho You can always count on my love Foreveeeeer more, yeahh-yeahh..

Tiba tiba ringtone dilema by nelly dari ponselku sukses membuyarkan semuanya. Buru buru ku lihat dan tertera panggilan dari teteh utary.

" Kalian dimana? Udh malam kenapa belum pulang!" Cerocos dari sebrang ketika ku angkat ponselku.

" Ngga dimana mana teteh, cuma muter muter aja!" Jawabku sekenanya.

" Buruan pulang ini udh malam!" Suara teteh utary.

" Iyh teh !!" Jawabku sambil meriject ponselku.

Ku ngga mau teteh terlalu banyak tanya nantinya. Karena ku tau klw teteh utary memang sedikit bawel orangnya.

" Buruan rapiin bajumu, kita pulang! Teteh utary udh nyariin" kata ku sambil beranjak dari atas tubuhnya.

Ku lihat dia panik lalu buru buru merapikan bajunya. Mungkin takut aku tinggalin kali :p

Continue..